ISLAM DAN MODERNISME POST- DIGITAL




 

Penulis:

Deddi Fasmadhy Satiadharmanto, S.AP, M.AP

Maslachah, S.Pd, M.Pd

Dr. Imam Muhtadin, MM


Di era post-digital, di mana teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, umat Islam dihadapkan pada tantangan besar untuk menjaga relevansi nilai-nilai agama dalam konteks modern. Kajian ini menggali interaksi antara ajaran Islam dan modernisme post-digital, dengan fokus pada bagaimana umat Islam dapat mengintegrasikan prinsip-prinsip syariat ke dalam dinamika masyarakat yang semakin dipengaruhi oleh digitalisasi, kecerdasan buatan (AI), big data, dan media sosial.

 

Kajian ini menunjukkan bahwa Islam tidak hanya mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, tetapi juga memiliki potensi untuk memberikan solusi spiritual, etis, dan moral terhadap tantangan dunia digital. Namun, resistensi terhadap pembaharuan pemikiran sering kali menjadi penghambat utama. Banyak kalangan masih menganggap karya ulama terdahulu sebagai final tanpa ruang untuk reinterpretasi kontekstual. Hal ini menciptakan gap antara nilai-nilai Islam dan kebutuhan generasi milenial serta Gen Z yang hidup dalam ekosistem digital.

 

Melalui pendekatan kritis terhadap teks-teks keislaman dan pemanfaatan teknologi secara bijak, kajian ini menawarkan beberapa solusi praktis. Pertama, kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama, namun dengan interpretasi yang adaptif terhadap konteks post-digital. Kedua, mempromosikan dialog inklusif dan kolaboratif antara ulama, akademisi, dan generasi muda untuk menciptakan narasi Islam yang relevan. Ketiga, memanfaatkan platform digital seperti media sosial, podcast, dan video untuk menyebarkan pesan-pesan keislaman yang inspiratif dan edukatif.

Kajian ini juga menyoroti pentingnya literasi digital dalam komunitas Muslim. Dengan meningkatkan kesadaran tentang etika digital, cyber-ethics, dan dampak teknologi terhadap psikologi individu, umat Islam dapat memainkan peran aktif dalam membentuk masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Pada akhirnya, Islam tidak hanya harus bertahan dalam era post-digital, tetapi juga menjadi pelopor perubahan positif bagi peradaban global.

 

Kata Kunci : Islam, modernisme, post-digital, digitalisasi, pembaharuan pemikiran, etika digital.

 

 

 

  



Kirim Inbox ke Admin

Kirim